Pelajaran tidak selalu di dapat di dalam kelas. Melainkan bisa di dapat kapan saja, dan di mana saja, meskipun di ruang percetakan yang panas sekalipun.
Begitulah yang coba dilakukan mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UST (Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa). Cara ini dilakukan melalui kunjungan studi ke kantor Kedaulatan Rakyat (KR), yang terletak di Jl. Solo Km. 11, Kalitirto, Kalasan, Sleman, pada Selasa siang (16/10).
Kunjungan ini dilakukan oleh mahasiswa semester lima yang tengah mengikuti mata kuliah Wawasan Jurnalistik Kependidikan. Dikoordinir hanya oleh dua kelas, perjalanan ke kantor KR cukup menyedot perhatian para mahasiswa tersebut. Terbilang tidak kurang dari 50 partisipan yang hadir dalam kunjungan tersebut.
Setelah berkumpul di halaman kantor, mahasiswa yang dipandu oleh Drs Jayadi Kastari mulai memasuki kantor. Disambut oleh dua patung besar pendiri KR, yaitu H Samawi dan H Soemadi Martono Wonohito, para partisipan langsung menaiki tangga menuju lantai dua. Di sana telah disediakan banyak kursi yang menghadap ke dua meja panjang.
“Kunjungan ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang dunia jurnalistik seperti apa,” ungkap Drs Jayadi Kastari, redaktur harian KR yang juga sebagai dosen pengampu mata kuliah Wawasan Jurnalistik Kependidikan tersebut.
Lima menit kemudian datang seorang wanita, yang kemudian memperkenalkan diri sebagai bagian marketing harian KR, Suci Hariadi. Beliau menjelaskan secara singkat tentang berdirinya harian KR, jajaran keredaksian sampai proses percetakan dan pendistribusian harian KR.
Dulu dan Kini
Surat kabar harian Kedaulatan Rakyat (SKH KR) terbit pertama kali pada 27 September 1945. Harian ini terbit setelah adanya pembredelan surat kabar Sedya Tama oleh Jepang. Saat itulah, H Samawi dan H Soemadi Martono Wonohito terdorong untuk menebirtkan sebuah surat kabar sendiri. Kemudian berdirilah Kedaulatan Rakyat, yang namanya diambil dari alinea ke-4 pada UUD 1945, dan memiliki semboyan Suara Hati Nurani Rakyat.
Pada awalnya harian KR hanya memiliki 16 halaman. Namun seiring dengan berjalannya waktu, kini telah menjadi 24 halaman dan tercetak 100.000 eksemplar perharinya. Harian KR menjadi sarana informasi yang mencakup daerah Yogyakarta dan daerah Jawa Tengah Selatan. Sehingga tak heran jika di dalamnya selain memuat berita-berita sekilas tentang nasional, terdapat pula rubrik-rubrik yang memuat berita-berita Yogyakarta dan sekitarnya, seperti Solo, Klaten, Boyolali dan Magelang. Hal ini pula yang telah menjadikan harian KR menjadi salah satu harian daerah terbesar dan memiliki 9 kantor perwakilan, yaitu di Jakarta, Purwokerto, Purworejo, Kulon Progo, Semarang, Magelang, Klaten, Solo dan Gunung Kidul. Namun, harian KR tidak memungkiri bahwa setengah dari biaya percetakannya didapat dari iklan.
Hingga kini karyawan harian KR terbilang ada 600 orang dan memiliki wartawan yang berjumlah 125 orang. Struktur redaksi terdiri dari Pimpinan Redaksi yang dibantu oleh Wakilnya dan Sekretaris Redaksi. Pimred membawahi Redaktur Pelaksana, kemudian Redpel membawahi Redaktur Rubrikasi yang berhubungan langsung dengan para wartawannya. Sedangkan jajaran direksi dipegang oleh Direktur Utama, Direktur Keuangan, Direktur Produksi, dan Direktur Iklan. Selain itu juga harian KR mencetak diversifikasi produk diantaranya yaitu Koran Minggu Pagi, Koran Merapi, KR Radio Yogyakarta 107,2 FM, dan tersedia layanan E-Paper.
Proses penulisan berita didahului oleh rapat redaksi. Setelah penulisan kemudian diedit oleh redaktur. Setelah itu dilakukan desain dan tata letak. Sebelum naik cetak dilakukan filming dan platting agar tertata apik saat dicetak di kertas nanti.
Proses pencetakan pun dijadwalkan setiap pukul 19.00 atau 20.00 WIB. Kecuali iklan yang dapat dicetak sebelum berita disetorkan setelah deadline pukul 15.00 WIB. Kemudian selesai cetak, pada pukul 02.00 dini hari harian KR siap didistribusikan melalui jalur darat ke daerah-daerah tujuan.
Kunjungan dilanjutkan kemudian dengan menuruni tangga menuju ruang percetakan. Sayang sekali, tidak banyak yang bisa di dapat dari sana selain mesin-mesin berat yang berdiam diri dan berol-rol kertas putih yang nantinya akan dicetak menjadi koran. Tampak beberapa petugas teknis sedang melakukan pengecekan bagian-bagian mesin agar siap digunakan malam nanti untuk proses percetakan. Kondisi ruangan yang panas tidak menyurutkan para partisipan untuk melihat-lihat mesin bersejarah, yang telah mencetak berlembar-lembar kertas menjadi koran-koran pembawa informasi rakyat.
“Panas sih di sini, tapi lumayan bisa tahu tentang gimana bikin koran itu. Ajaib mesin-mesinnya bisa nyetak beribu-ribu lembar,” ungkap Sri Mulyani, mahasiswa PBSI UST dengan antusias.
Kepedulian Akan Pendidikan
Sebagai SKH yang bersemboyan Suara Hati Nurani Rakyat, harian KR tidak hanya memberikan informasi terkini yang terjadi di sekitar kita. Dalam rubrik khusus Opini, harian KR menjadi satu sarana bagi masyarakat umum untuk menuangkan pendapatnya tentang hal apapun, termasuk kebijakan pemerintah. KR juga membuka pintu bagi siapapun, baik personal maupun institusi yang akan berkunjung ke kantor KR sepanjang untuk tujuan belajar.
Selain itu, rubrik Suara Kampus memberikan ruang bagi para mahasiswa untuk mengemukakan pendapatnya. Merupakan sebuah kepedulian harian ini dalam pendidikan, terutama dalam proses pembelajaran bagi mahasiswa untuk berbicara melalui tulisan. Suci Hariadi tak lupa mengajak mahasiswa-mahasiswa PBSI UST untuk ikut mengisi rubrik tersebut. “Kalian pun bisa mengirimkan tulisan kalian pada Suara Kampus. Nanti aka nada fee-nya, kok, kalau dimuat. Lumayan khan buat tambah uang jajan,” ungkapnya.