Pengarang Angkatan ‘45
1. Achdiat K. Mihardja
Achdiat pertama kali dikenal dengan roman Atheis, kemudian Bentrokan dalam Asrama (1952), Debu Cinta Bertebaran (1973), dan drama Pak Dullah in Extremis (1977).
2. Asrul Sani
Hingga akhir hayatnya dikenal sebagai pribadi yang multi-ahli karena tidak hanya mewariskan puisi, cerpen, esai, scenario film, pelajaran di bidang perfilman, dan karya terjemahan, tetapi juga pernah berjuang dalam Lasykar Rakyat Jakarta semasa awal revolusi. Karyanya diantaranya yakni naskah drama Mahkamah.
3. Chairil Anwar
Karya-karyanya yang penting dibukukan orang setelah dia meninggal, yaitu kumpulan sajak Kerikil Tajam dan yang Terempas dan yang Putus (1949), Deru Campur Debu (1949), Tiga Menguak Takdir, Aku Ini Binatang Jalang (1986) dan Derai-Derai Cemara (1999).
4. Idrus
Idrus pernah menjadi redaktur Kisah dan Indonesia. Karyanya yang penting drama Dokter Bisma (1945), kumpulan cerpen dan drama Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma (1948), drama Keluarga Surono (1948), novel Aki (1949) dan novel Perempuan dan Kebangsaan (1949)
5. Mochtar Lubis
Mengawali karir kepengarangan di tahun 1950-an dengan novel Jalan Tak Ada Ujung (1952), kemudian novel Tanah Gersang (1966), Senja di Jakarta (1970), Harimau! Harimau! (1975), Maut dan Cinta (1977)
6. Pramoedya Ananta Toer
Setelah peristiwa tahun 1965 Pram menjadi tahanan politik di Pulau Buru hingga tahun 1979. Karyanya yang terkenal yakni tetralogi Pulau Buru (Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca), novel Midah si Manis Bergigi Emas (1954), Arok Dedes (1999), Mangir (2000) dan masih banyak lagi.
7. Rivai Apin
Nasibnya menjadi suram dan tak terdengar kabarnya lagi setelah terjadi peristiwa September 1965.
8. Utuy Tatang Sontani
Karya dramanya yang penting Bunga Rumah Makan (1948), Suling (1948), Awal dan Mira (1952), Sayang Ada Orang Lain (1954), dan Di Langit Ada Bintang (1955).
9. Usmar Ismail
Ia muncul sebagai penulis sandiwara, sanjak, dan cerpen-cerpen. Hasil karyanya antara lain Permintaan Terakhir, Asokamala Dewi, Puntung Berasap (kumpulan sanjak, 1950), dan Mutiara dari Nusa Laut (drama).
10. Amal Hamzah
Merupakan adik Amir Hamzah. Dalam karyanya masih tampak pengaruh Amir Hamzah dan Rabindranath Tagore. Hasil karyanya antara lain Teropong, Bangkai Retak, Laut (sanjak), Pancaran Hidup (sanjak).
11. Rosihan Anwar
Seorang wartawan, ia pernah memimpin harian Merdeka Asia Raya dan mingguan Siasat. Hasil karyanya banyak yang bersifat tanggapan sosial. Beberapa hasil karyanya yaitu Radio Masyarakat (cerpen), Manusia Baru, Lukisan, dan Seruan Napas (sanjak)
12. M. Balfas
Dalam karangannya banyak dijumpai logat Jakarta. Hasil karyanya antara lain Lingkaran-lingkaran Retak (kumpulan prosa; BP, 1952), Dr. Tjipto Mangunkusuma Demokrat Sejati (biografi).
13. Anas Ma’ruf
Seorang jurnalis pemimpin harian Nusantara, redaktur Arena dan Majalah Patriot di Yogyakarta. Hasil karyanya yaitu Citra dan Sadhana (terjemahan dari Rabindranath Tagore), Nyalakan Terus, Antara Kita, Pandu Masa (sanjak)
14. Maria Amin
Sastrawati ini pengarang bercorak simbolik yang dapat menerobos sensor Jepang. Karyanya yakni Tinjaulah Dunia Sana (cerpen), Penuh Rahasia, Kapal Udara (sanjak)
15. Mahatmanto
Hasil karangannya lebih banyak berupa sanjak antara lain Cakar atau Ekor, Individu, Dogma, Madrasah Muhammadiyah.
16. Rusman Sutiasumarga
Hasil karyanya antara lain Yang Terhempas dan Terkandas (kumpulan cerpen; BP), Korban Romantik (cerpen; BP, 1963)
17. Trisno Sumardjo
Sebagai pengarang, ia memiliki berbagai kecakapan, sebagai pengarang cerpen, puisi, drama, esai dan kritik. Selain sebagai pengarang ia juga terkenal sebagai pelukis. Hasil karyanya antara lain Kata Hati dan Perbuatan (kumpulan puisi, 1952), Rumah Raja (1957), Daun Kering (kumpulan cerpen, 1962), dan Keranda Ibu (1963).
Daftar Pustaka
Nursito. Ikhtisar Kesusastraan Indonesia. 2000. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Sarwadi. Sejarah Sastra Indonesia Modern. 2004. Yogyakarta : Gama Media.
Yudiono K.S. Pengantar Sejarah Sastra Indonesia. 2007. Jakarta: Gramedia.